Flu Babi

Swine Influenza atau yang lebih sering kita dengar dengan istilah Flu Babi, mulai kerap kita dengar setelah banyak media memberitakan bagaimana virus ini telah menjangkiti bahkan telah merenggut banyak nyawa di Meksiko. Virus ini merupakan gabungan dari virus burung, babi dan manusia. Menurut Nidom, Kepala Laboraturium Flu unggas Univeritas Airlangga kepada kompas.com mengatakan bahwa virus yang berubah didalam tubuh babi lebih mungkin menular ke manusisa karena manusia dan babi sama-sama mamalia yang cenderung memiliki kesamaan, tapi tidak dengan flu unggas. Nidom menambahkan secara teoritis virus unggas tidak bisa langsung ke mamalia seperti manusia, harus ada perantara mamalia lain dan itu kemungkinan besar babi.

Saya termasuk orang yang baru ngeh tentang adanya virus jenis ini, namun sebetulnya virus ini sudah ada semenjak puluhan tahun silam bahkan pada tahun 1941 virus ini telah merenggut puluhan juta nyawa dan menjadi endemic yang mengerikan pada saat itu. Saat ini Pemerintah Meksiko sendiri sudah melakukan tindakan pencegahan agar dampak virus ini tidak semakin berkembang, diantaranya dengan mewajibkan warganya untuk menggunakan masker, menjauhi kontak fisik seperti bersalaman dan berciuman dan bahkan menganjurkan untuk meminimal kan pengggunaan sarana publik termasuk moda transportasi. Jika kita analisa lebih dalam, virus ini bisa menyebabkan sektor-sektor seperti peternakan, wisata, transportasi dan hiburan mengalami guncangan. Meksiko adalah salah satu tujuan wisata di dunia yang bukan tak mungkin virus tersebut akan dibawa kembali oleh wisatawan yang telah kembali ke Negara asalanya. Di beberapa bandara termasuk di Indonesia telah di gunakan alat pengukur suhu panas tubuh dimana ketika seseorang memiliki suhu panas tinggi maka orang tersebut akan terdeteksi oleh sensor tersebut. Namun sudah banyak  situs banyak yang memberikan tips bagaimana mencegah virus ini yang diharapkan bisa mencegah kelanjutan perkembangan virus ini menjangkiti lebih banyak jiwa lagi.

Dari kompas.com dikabarkan saham-saham di pasar saham regional, pada Selasa (28/4) sore, berakhir di zona merah. Merebaknya flu babi menekan kepercayaan diri para investor. Di Hongkong indeks Hangseng bahkan ditutup melemah 1,92 persen atau 285,31 poin pada 14.555,11. Sementara indeks Nikkei225 Jepang melorot 2,67 persen (232,57 poin) menjadi 8.493,77. Hal serupa juga terjadi pada indeks bursa kawasan Asia Pasifik lainnya. Seperti indeks Tertimbang Taiwan yang turun 1,90 persen, kemudian indeks Kospi Korsel merosot 2,95 persen, serta indeks All Ordinaries Australia menyerah 0,62 persen. Keadaan tak jauh beda pada pasar regional kemarin dimana pada pagi hari bursa dibuka pada zona hijau dan ditutup di zona merah. Namun pagi ini Rabu (29/4) mayoritas pasar saham regional berada di zona hijau, di tengah tekanan isu flu babi.

Dampak virus seperti ini memang bisa mempengaruhi keadaan pasar dimana kecenderungan investor hampir banyak menggunakan aspek psikologis nya dalam menentukan pilihan. Dan endemic ini nampaknya melunturkan kepercayaan diri sejumlah investor di Dunia yang akan menekan percepatan recovery dampak krisis global. Bukan tidak mungkin virus ini menyebar di Indonesia. Dan jika in terjadi tentunya sektor pariwisata dan transportasi yang tengah menjadi perhatian pemerintah dalam mempromosikan Negara ini bisa jadi mengalami pelemahan. Mari kita berharap semoga endemic virus ini tidak akan berlangsung lama dan berharap pemerintah kita tengah melakukan program yang terkoordinir dan antisipatif guna keselamatan kondisi sosial dan ekonomi bangsa ditengah keadaan krisis saat ini.

One thought on “Flu Babi

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s